manajemen MASJID

MUHAMMADIYAH RANTING PULOGEBANG

Setiap masjid pasti mempunyai manajemen sendiri dalam mengelola jamaah. Masjid Muhammadiyah Asy-Syuhada salah satu masjid yang mengelola jamaah nya dengan berorientasi pada pelayanan jamaah. Setiap acara, kegiatan serta program masjid selalu kembali pada kenyamanan jamaah serta kesejahteraan jamaah. Manajemen Masjid Muhammadiyah Asy-Syuhada merupakan manajemen masjid modern yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW yang dimana masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Aqidah Kemasjidan

Aqidah kemasjidan, yaitu bahwa:


Prinsip pengelolaan masjid adalah semaksimal mungkin melayani masyarakat (umat Islam) dan menyelesaikan masalah umat. Pengurus masjid seharusnya berkarakter pelayan, bukan berkarakter penguasa. Tugas utama pengurus masjid hanyalah mencari cara agar umat mau sholat berjamaah di masjid. Tugas utama inilah yang seharusnya menjadi ruh setiap pengurus masjid.


Ukuran kemakmuran masjid yang menjadi tujuan setiap pengurus masjid adalah:


Dalam bekerja melaksanakan tugasnya, pengurus masjid harus belajar dari filosofi pendirian menara masjid. Menara masjid yang tinggi dulu tidak hanya dipergunakan oleh Bilal untuk mengumandangkan azan agar suaranya didengar umat Islam yang jauh dari masjid. Menara masjid yang tinggi juga dipergunakan Rasulullah Saw untuk melihat kondisi umat Islam yang jauh dari masjid. Pada zaman Nabi Saw, masjid merupakan pusat (central) pembinaan umat Islam. Berdasarkan tujuan pendirian menara masjid tersebut, setiap pengurus masjid dapat belajar bahwa pengurus masjid harus senantiasa memperhatikan kondisi masyarakat, terutama kondisi kesejahteraannya tanpa mengesampingkan kondisi keimanannya. Jadi masjid tidak hanya menjadi pusat peningkatan keimanan tetapi juga pusat peningkatan ekonomi (kesejahteraan) masyarakat.

Landasan Teologis & Filosofis


Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya : Dari  Anas  bin  Malik-radhiyallahu  ‟anhu-dia  berkata;  Rasulullah  shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Berludah di masjid adalah kesalahan dan peleburnya adalah dengan menguburkannya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi‟ as-Shalah)

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan membangun masjid dan merawatnya, sebagaimana diceritakan oleh „Aisyah-radhiyallahu ‟anha- : “Rasulullah SAW memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian.”

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya : Dari Ibnu Umar-radhiyallahu ‟anhuma-Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memakan sayuran seperti ini maka janganlah dia mendekat ke masjid-masjid kami sampai baunya telah hilang.” Maksudnya adalah bawang” (HR. Muslim).

Landasan Sosiologis

Di masa Rasulullah, secara umum ada 2 fungsi masjid yaitu fungsi ilahiyah dan insaniyah.


Pertama, fungsi ilahiyah, yaitu mengikat hubungan dengan Allah (hablun minallah). Masjid dibangun tujuannya untuk dzikir kepada Allah (dzikrullah), shalat dan membaca Al-Qur‟an. Hal tersebut, sebagaimana pernah dikatakan oleh Nabi shallallahu  „alaihi  wa sallam kepada  seorang  a‟rabi  (badui)  yang  kencing  di salah satu   sudut   masjid,   setelah   orang   tersebut   selesai   dari   kencingnya Nabi SAW berkata: “Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca Al-Qur‟an.” (HR Muslim)


Terkait shalat berjama‟ah, khususnya shalat fardhu berjama‟ah di dalam masjid memiliki keutamaan yang besar, diantaranya Nabi shallallahu „alaihi   wa sallam bersabda: “Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia shalat bersama manusia yakni bersama jama‟ah di masjid, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim).


Keutamaan shalat berjama‟ah adalah pahalanya berlipat ganda, dua puluh lima atau dua puluh tujuh kali, dibandingkan dengan shalat sendirian, sebagaimana Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, bersabda: “Shalat berjama‟ah itu lebih baik 27 kali lipat dari pada shalat sendirian” (HR. Al- Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, radhiyallahu ‟anhuma)

Dalam   riwayat al-Bukhari dari Abu Sa‟id al-Khudri-radhiyallahu ‟anhuma- disebutkan pahalanya 25 kali lipat

Dari Abu Hurairah RA, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan Allah yaitu: … -diantaranya-: “... dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR. Al-Bukhari dan Muslim


Kedua, fungsi insaniyah, yaitu mengikat hubungan dengan sesama manusia (hablun minan nas) di antaranya sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah RA. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: : ” … dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk  membaca  Kitabullah  (al-Qur‟an)  dan  mempelajarinya  di  antara  mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya … ” (HR. Muslim)

Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah, sedangkan yang datang untuk selain itu maka bagaikan orang yang cuma melihat-lihat harta orang lain.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dalam Syu‟abul Iman, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Misykat)

Kunjungi Kami

Masjid Muhammadiyah Asy-Syuhada, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pulogebang, Jl. Rawa Kuning No.40 Rt. 001/016, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13950, Indonesia


Website : https://www.masjid.pulogebang.id/

Email : muhammadiyah.pulogebang@gmail.com